Pelacuran Sebuah Problema Sosial Multi Perspektif

By , March 14, 2013 6:47 am

Oleh:
Prof. DR.  Koentjoro,  bin Soeparno
Professor Pelawat pada Pusat Pengajian Psikologi dan Pembangunan Manusia
University Kebangsaan Malaysia

A.   Pengantar
Banyak pakar dan pengambil kebijakan yang hingga saat ini masih percaya pada asumsi bahwa pelacuran terjadi sebagai akibat kemiskinan. Menurut saya munculnya asumsi yang salah itu sebagai akibat dari penelitian periferi dan pergumulan asumsi, yang kemudian muncul sebagai  sebuah asumsi yang salah dan dipercaya oleh banyak orang. Bullough and Bullough (1996) menyatakan bahwa banyak pakar mendiskusikan masalah kosong tentang pelacuran; berangkat dari asumsinya kemudian terjadi polemik, muncul hipotesis; namun kesemuanya itu kosong dan tidak sesuai dengan kenyataan. Bullough and Bullough (1996) menyarankan bahwa untuk memahami pelacuran diperlukan penelitian yang sangat mendalam karena kompleksitas masalahnya. Menurut penulis penyebab pelacuran adalah tingginya aspirasi material dan dukungan budaya, meski peranan kemiskinan tidak dapat kita abaikan. Oleh karenanya kalau dicermati penyebab pelacuran itu bersifat universal. Di negara maju yang ada social security nyapun dijumpai masih banyaknya pelacuran di sana. Berangkat dari sejarah panjang terjadinya daerah-daerah tertentu penghasil pelacur,  yang terjadi adalah pelacur dan pelacuran kemudian berkembang menjadi bagian dari budaya masyarakat tersebut.  Menurut Koentjoro (1988 dan 1989) hal ini mengakibatkan: (a) kontrol sosial masyarakat menjadi melemah,  (b) toleransi terhadap pelacuran dan perselingkuhan meningkat, (c) aspirasi material masyarakat meningkat. Menurut Koentjoro (1998) di daerah penghasil pelacur: (a) menjadi pelacur itu rewarding, (b) pelacur yang berhasil menjadi model sosialisasi, (c) Motif melacur tidak selalu datang dari si anak, namun dapat terjadi datang dari orangtua, suami. Anak, suami, orangtua pada umumnya di dominasi oleh aspirasi material yang sangat tinggi, dan telah mendapat pengaruh dari instigator, (d) disinyalir ada bantuan khusus dari mucikari/sponsor/instigator untuk menciptakan keterikatan sekaligus social marketing, dengan cara memberi pinjaman untuk membangun rumah dengan gaya modern dan melengkapi perabot rumah tangga, (e) sosialisasi pelacur pada anak terjadi sejak usia dini.  Dari kajian rational decision making theory, pilihan menjadi pelacur adalah pilihan rational (Murray, 1991).

Unduh file : Pelacuran Sebuah Problema Sosial Multi Perspektif

Panorama Theme by Themocracy